Gerakan Tunawisma dan Pendudukan di Italia, 1971

Tulisan ini adalah sejarah singkat tentang pendudukan perumahan kosong di Italia oleh pekerja yang tidak memiliki tempat tinggal yang memadai. Aksi langsung dan solidaritas mereka memaksa dewan kota untuk menampung ratusan orang.

Pendudukan di Via Tibaldi, Milan, adalah langkah maju yang bagus bagi para penyewa kontrakan dan gerakan tunawisma di Italia. Seluruh lingkungan terlibat di dalam pendudukan tersebut. Mulai dari pekerja di pabrik, pelajar di sekolah, dan proyek perumahan mengambil bagian dalam pengorganisasian perjuangan. Pendudukan Via Tibaldi dimenangkan karena semua orang yang terlibat sepenuhnya menyadari masalah ini: ada 70 keluarga, semua imigran dari Italia Selatan, yang telah mendapatkan janji palsu untuk mendapatkan rumah seperti dijanjikan oleh Dewan. Continue reading

Solidaritas Horizontal Sesama Kelas Terdampak Covid-19

oleh Krisnaldo Triguswinri

Petani di Kopeng mengumpulkan bahan pangan untuk didistribusikan gratis ke Kota Salatiga.

Covid-19 menyebabkan menumpuknya banyak korban jiwa dalam eskalasi yang besar di satu sisi, dan menyebabkan krisis ekonomi di sisi yang lain. Implikasi kematian warga akibat terjangkit virus Corona tidak sekadar meninggalkan kedukaan, tetapi juga menghasilkan perundungan oleh masyarakat; penolakan pemakaman, rasisme, serta kecurigaan yang kian hari kian menggelisahkan kerukunan antar warga lokal. Continue reading

Dari Fundamentalis Hijrah ke Anarkis

oleh Yunus Setyo

Nama saya Yunus Setyo. Umur saya 50 tahun, saya berasal dari Bogor, orang tua dari Minangkabau, Sumatera Barat. Sejarah hidup saya istri sudah meninggal ketika anak saya satu-satunya baru berusia 10 bulan. Istri saya meninggal di tahun 2007 karena diserang pada malam hari oleh sebuah lembaga bernama FPI. Kami diserang karena saya dulu adalah anggota gerakan radikalisme Islam. Saya ketua pemuda intifadah Jamaah Islamiyyah di Indonesia. Istri saya dibunuh karena kami membelot dari organisasi. Saya sudah tidak satu ideologi dengan mereka. Walaupun mereka mencoba menguasai Indonesia, mereka mencoba mengubahnya menjadi Negara Islam Indonesia (NII). Kita harus patuh kepada mereka, dengan hukum mereka. Jika mereka berkuasa, itu lebih berbahaya, hukum mereka lebih berat. Mencuri akan dihukum tangan. Jika ketahuan berzinah dihukum potong penis. Lebih mengerikan lagi akan dihukum pancung di negara ini. Saya tidak sepaham lagi dengan mereka, dan saya keluar, bahkan walau kemudian harus mengorbankan istri saya sendiri. Continue reading